Oleh: birusamudera | Januari 11, 2013

Selamat Ulang Tahun, Cantik…

Selamat ulang tahun, Cantik…

Ah… Tapi jangan dulu mengembang hidungmu yang sepertinya memang sudah lebar itu ya… Aku tak mengartikan cantik sama seperti yang dipahami layar-layar tontonan atau para penjual kosmetik. Lagipula, aku juga belum pernah benar-benar melihat wujud aslimu.

Aku hanya mendefinisikan kata itu sesukaku saja. Sesuka rasaku menjalaninya. Cantikmu, bagiku mungkin sebatas luas layar smartphone di mana percakapan-percakapan kita terjadi. Pancarannya adalah susunan kalimat yang seringkali tak beraturan. Meski terkadang yang muncul adalah ucapan atau rengekan tak jelasmu yang sekilas seperti nampak tak penting. Dan ajaibnya, semua tersambung begitu saja.

Ronanya adalah segala hal yang bisa membuatku tersenyum. Bahkan tertawa puas. Seperti sesekali saat aku punya kesempatan untuk bisa membayangkan bahwa ada separas wajah cemberut di seberang sana, setiap kali aku menggoda atau melontarkan ejekan-ejekan kecil.

Nah… balik lagi ke hari bahagiamu. Ulang tahun adalah sebuah perayaan yang umurnya hanya satu hari. Lampu-lampu sorot diarahkan kepadamu. Semua mata memandangmu dengan iringan riuh tepuk suka cita. Persis seperti penari yang berada di atas panggung. Dan kamu berhak atas semua itu. Ini harimu.

Ada satu hal yang aku pikir perlu untuk kau lakukan. Meski waktu satu hari tentu tak cukup untuk mereka ulang dan membaca kembali semua yang telah kau lalui setahun ke belakang. Proses adalah suatu bagian yang bukan tidak penting. Berlakulah tidak seperti layaknya kebanyakan penonton itu. Yang setelah layar ditutup, mereka beringsut kembali ke kehidupannya masing-masing. Mungkin tak banyak yang peduli pada bagaimana perjuanganmu untuk mempersiapkan hari pertunjukan. Bisa jadi, juga tak banyak yang mau tahu, apa yang sedang dan akan engkau persiapkan untuk pertunjukan berikutnya.

Kau bebas memandang dan memahami masa lalumu dengan caramu sendiri. Alangkah baiknya jika itu semua kau tujukan untuk mempersiapkan keabadianmu kelak. Menarilah terus. Ya, sebagaimana layaknya seorang penari. Bahkan hingga semua orang mulai melupakan, tetaplah menari hingga putaran terakhirmu. Karena seperti itulah cinta. Ia kekal tak terputus. Sifat yang turun dari Penciptanya, Pencipta kita. Cinta mampu mengatasi segala hal, seperti yang pernah kau bilang.

Selamat ulang tahun, Cantik…

Jakarta, 11 Januari 2013

Biru Samudera
semua orang adalah guruku
alam raya sekolahku


Tanggapan

  1. Keren tulisannya…

    🙂 Salam,

    Mochammad
    http://mochammad4s.wordpress.com
    http://piguranyapakuban.deviantart.com

    • Alhamdulillah…
      Makasih, Mas. Mohon ijin untuk mampir ke blog anda juga,ya…

      • Sama-sama, Dek Bro.. Boleh… boleh… Dengan senang hati diperbolehkan.. 🙂

  2. super sweet :’)


Tinggalkan komentar

Kategori